Monday, February 24, 2014

Raden Mas Imam Ki Soepanget





Salah satu dari sekian banyak orang hebat yang dimiliki oleh PSHT, pada masa jayanya Mas Imam pernah mengalahkan Mbah wulan, salah satu pendekar dari ponorogo yg sangat disegani di arena tanding bebas di alun alun Madiun.
sejak itu murid SH mencapai ratusan untuk kali yang pertama terjadi pada era tahun 1960 an. Mas Imam meninggal diusia 49 tahun
Mas Imam wafat tidak sakit, pagi hari beliau sehabis olah raga, duduk di kursi dan bilang mau istirahat akhirnya meninggal. yang menarik adalah 3 hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau sudah minta kepada P.saripin (juru kunci)untuk membersihkan suatu tempat dimakam itu,esok harinya datang dan belum dibersihkan, beliau marah dan minta kepada pak saripin untuk membersihkan kembali.
kemudian P.saripin tanya untuk siapa? Mas Imam jawab untuk saya !!
dan sebelum beliau meninggal juga minta untuk pengurus pusat dan tokoh PSHT madiun dan sekitarnya untuk dikumpulkan, dan beliau berpesan; bahwa pengabdian saya sudah sampai dsini saja, sekarang maju mundurnya PSHT tergantung kalian semua? peserta tidak ada yang berani bertanya, hanya bertanya dalam hati Mas Imam mau kemana?
tiga hari setelah itu beliau wafat.
pada saat pemakaman beliau kota Madiun seperti lautan manusia berpakaian hitam hitam penuh sesak dengan orang orang PSHT
pada saat itu orang orang diluar PSHT termasuk SH winongo mengatakan bahwa ini adalah titik balik kejayaan PSHT dan PSHT akan surut dan mulai redup karena tokoh yang terkuat sudah meninggal dunia.
namun apa yang terjadi setelah beliau wafat perkembangan PSHT justru semakin DAHSYAT !!!
hal ini sesuai dengan semboyan PSHT yang beliau canangkan di era tahun 1960 an..." Selama Matahari Masih Terbit dari Timur dan Selama Bumi Masih Dihuni Manusia, Selama itu pula PSHT jaya abadi selamanya"

Sunday, February 23, 2014

Kaos PSHT 01



Gambar di atas adalah desain kaos PSHT 01 dengan harga Rp.80.000,-. kualitas kaos bagus sablon juga bagus.bahan kaos cotton combed 20s lengan 3/4 warna hitam.jika minat SMS ke 085655277169

Bet Punggung PSHT



Gambar di atas adalah Logo PSHT yang saya desain menjadi bet punggung untuk sakral warga sh terate sebagai aksesoris tambahan.Harga bet punggung tsb. Rp.10.000,- barang bisa saya kirim ke seluruh Indonesia jika saudara minat. SMS saja ke 085655277169.

Monday, February 10, 2014

Sejarah Singkat PSHT


Pendiri PSHT ialah KI HADJAR HARDJO OETOMO,lelaki kelahiran madiun pada tahun 1890.karena ketekunannya mengabdi pada gurunya yakni KI NGABEHI SOERO DIWIRYO,terakhir ia pun mndapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar Tingkat III dalam tataran ilmu Setia hati (SH).
Itu terjadi pada desa winongso saat bangsa belanda mencengkramkan kuku jajahannya pada indonesia.

Sebagai Seorang pendekar KI HADJAR HARDJO OETOMO pun berkeinginan luhur untuk mendermakan ilmu yg pada milikinya kepada Orang lain untuk kebaikan sesama untuk Keselamatan sesama ,untuk keselamatan dunia.tapi jalan yg pada rintis ternyata tidak semulus harapannya.jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan terlebih Saat itu jaman penjajahan.ya sampai KI HADJAR sendiri terpaksa harus magang menjadi Guru pada sekolah dasar pada benteng madiun Sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya.tidak betah menjadi guru KI HADJAR beralih profesi sebagai leerling reambate pada SS (PJKA/ kereta api indonesia saat ini -red) Bondowoso,Panarukan,dan Tapen.

Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yg dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yg dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar pada benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate pada SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini - red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.

Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda - karena atasan beliau saat itu banyak yg asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri pada pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan pada Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.

Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Memasuki tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja pada Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja pada rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yg kemudian memberi pekerjaan kepadanya pada stasion Madiun sebagai pekerja harian.

Dalam catatan acak yg berhasil dihimpun, pada tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan "Harta Jaya" semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.

Senada dengan kedudukan yg disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yg lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yg dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.