Fatwa Ketua Umum SH Terate
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Adik-adik Siswa, Calon Warga Baru dan Warga
SH Terate yang saya cintai
Saudara Ketua Cabang SH Terate di seluruh pelosok
tanah air dan saudara-saudaraku Keluarga Besar SH Terate yang saya sayangi.
Puji syukur, mari kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, malam hari ini Allah masih
menganugerahkan hidayah berupa iman dan jalinan kasih sayang di dalam jiwa
kita. Dengan hidayah itu pula, malam ini kita bisa berkumpul di sini dalam
rangka menyambut kehadiran tahun baru 1423 hijriyah, penuh nuansa persaudaraan.
Di dalam Keluarga Besar Setia Hati Terate, acara ini merupakan tradisi tahunan
yang disebut sebagai Malam Tirakatan 1 Suro.
Acara ini sekaligus juga kami format
sebagai acara Ulang Tahun SH Terate, sebagaimana kesepakatan yang telah kita
ikrarkan bersama, bahwa 1 Suro adalah Hari Kelahiran SH Terate. Tujuannya,
setiap Ulang Tahun SH Terate, selalu ditirakati dan didoakan tidak saja oleh
Keluarga Besar SH Terate, tapi juga oleh seluruh penduduk di muka bumi ini.
Ucapan terimakasih selayaknya kita haturkan
kepada perintis, pendiri dan tokoh SH Terate yang dengan penuh keikhlasan dan
kasih sayang telah mendidik kita mengenal ajaran budi luhur, tahu benar dan
salah, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana tujuan SH
Terate. Untuk menghargai jasa mereka, sudah sepatutnya, malam hari ini kita
berdoa, semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat
yang mulia, di sisi Allah.Amin.
Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang
saya cintai.
Mamasuki tahun baru 1433 Hijriah,
bertepatan dengan tahun 2012 Masehi, tanpa terasa usia kita semakin
bertambah.Konsekuensi dari bertambahnya usia kita itu, maka kesempatan atau
peluang hidup kita di muka bumi ini semakin berkurang. Menyadari kian
terbatasnya ruang dan waktu kita untuk hidup di muka bumi ini, saya sebagai
Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, menghimbau, jadikan malam 1 Suro atau 1
Muharam ini sebagai malam evaluasi diri, malam tirakatan atau mesu budi dalam
pranatan kesucian batin.
Sebab, hanya dengan kesucian batin itu,
kita bisa lebih intens mendekat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan
kesucian batin itu pula, yakinlah, Allah akan senantiasa menjaga diri kita dan
memayungi kehidpan kita dengan hidayah, rakhmat, keselamatan, kedamaian dan
kesentosaan. (Sapa sing suci adoh bebaya pati)
Sebaik baik kehidupan manusia di muka bumi
ini adalah manusia yang mengerti dan bermanfaat bagi kehidupan sesama (ngerti
dharmaning sasami). Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bertambah umur,
justru semakin dibutuhkan dan diperhitungkan orang lain. Menuju tataran itu, di
malam yang penuh berkah ini, mari kita bersama sama meningkatkan kualitas
batiniyah. Kembali ke jati diri SH Terate. Yakni, sebagai manusia yang cinta
paseduluran (persaudaraan), berbudi luhur tahu benar dan salah, berwatak
kesatria, sederhana dan setiap saat siap ambil peranan dalam proses mamayu
hayuning bawana (menjaga kelestarian dan kedamaian kehidupan di muka bumi).
Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang
saya cintai
Parlu disadari, kini tugas kita dalam
mengemban amanat budi luhur bukannya semakin ringan. Tantangan yang berasal
dari dalam maupun luar SH Terate terpampang di depan mata. Gesekan antar
kepentingan dan pergeseran nilai di tengah ketatnya persaingan global, menjadi
pemicu timbulnya ketidakharmonisan.
Mencermati kondisi semacam ini, sangat
dibutuhkan kesadaran dan kedisiplinan tinggi untuk bersama-sama menjaga harkat
dan martabat SH Terate. Karena itu, dilandasi rasa persaudaran, saya minta
saudara lebih arif dalam menyikapi persoalan yang muncul ke permukaan. Buang
jauh-jauh sikap arogansi dari dalam diri kita, dan dengan hati yang suci, renungkan
dan amalkan ajaran budi luhur di tengah tengah lingkungan dan masyarakat luas.
Persaudaraan yang selama ini kita
agung-agungkan adalah persaudaraan sejati. Persaudaraan yang berangkat dari
kesucian hati untuk saling sayang – menyayangi, saling cinta mencintai dan
bertanggung jawab. Memegang teguh konsepsi ini, sudah sepatutnya kita
kedepankan sikap santun, mengedepankan kepentingan masyarakat dan mudah
memaafkan kesalahan orang lain (gung samodra pangaksami). Dengan mengedepankan
keluhuran budi semacam itu pula, citra dan martabat SH Terate tetap terjaga dan
di manapun tempatnya, akan diterima masyarakat.
Satu jalinan rasa yang didasari rasa asah,
asih asuh (saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan bertanggung jawab).
Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi
hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat, Persaudaraan yang
terbebas dari perbedaan suku, ras, agama dan antargolongan.
Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang
saya banggakan
SH Terate dulu didirikan oleh Ki Hadjar
Hardjo Oetomo. Beliau adalah salah seorang pejuang perintis Kemerdekaan RI.
Dari waktu ke waktu, hidupnya selalu diperuntukkan membantu kaum yang lemah dan
terjajah. Bahkan, beliau rela berkorban memperjuangkan harkat dan martabat
negeri tercinta ini. Beliau pantang menyerah dalam membela kebenaran meskipun
harus ditebus hidup di penjara Pemerintah Kolonial Belanda, bertahun-tahun
lamanya.
Perjalanan hidup beliau itu, merupakan
pelajaran berharga yang patut kita teladani. Ajaran yang diwariskan kepada kita
adalah moralitas dan jiwa pendekar. Yakni, seorang ksatria yang berbudi luhur.
Saya tegaskan sekali lagi, buang jauh-jauh
sikap arogansi, sombong dan suka pamer kadigdayan di depan orang lain. Sebab
sikap itu, bukanlah sikap seorang pendekar berjiwa ksatria. Sikap negatif
seperti itu justru akan menurunkan citra perjuangan beliau dan menodai harkat
dan martabat SH Terate.
Bersikaplah penuh kesederhanaan dan terus
berkarya untuk kebaikan sesama, hingga keberadaan SH Terate, kapan dan di
manapun, membuat masyarakat tentram dan terlindungi. (Ojo sok gawe ala ing
liyan, apa alane gawe seneng ing lilyan).
Saya dalam kesempatan ini juga perlu
mengingatkan kepada saudara saudaraku, Keluarga Besar SH Terate, bahwa segala
bentuk tantangan dan rintangan itu pada hakikatnya bukan berada di luar diri
kita. Tapi ada di dalam diri kita sendiri. Sebab, musuh terbesar umat manusia
adalah dirinya sendiri. Hawa nafsunya sendiri. Dalam priambole SH Terate
dikatakan “…dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari
segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya
bulanlah insan, makhluk atau kekuatan yang di luar dirinya.”
Terakhir, Alhamdulillah, malam ini
sampailah kita di awal tahun 1434 H. Tahun yang dimulai dengan bulan Muharram
atau bulan Suro. Bulan penuh rakhmat, tantangan, barokah sekaligus mukzizat.
Juga, bulan penuh kemenangan yang diberikan Tuhan kepada nabi panutan umat
manusia.
Sejarah mencatat, nabi-nabi besar panutan
umat terlepas dari ‘bala” atau bencana yang bersumber atas tragedi kemanusiaan,
di bulan Muharram atau bulan Suro. Merevitalisasi momen ini, saya menghimbau
kepada Ketua Cabang SH Terate di seluruh tanah air agar tidak menggelar acara
pengesahan warga baru tapat pada tanggal 1 Suro ( Muharam) dan 10 Suro.
Ibaratnya, tanggal 1 sampai dengan 9 Suro kita jadikan hari-hari dan
malam-malam mesu budi, diisi dengan laku tirakat. Sedangkan pada malam 10 Suro,
kita ambil sebagai malam tasyakuran. Sebab, di malam 10 Suro, atau 10 Muharram,
Allah telah menurunkan mukjizat kepada nabi dan rasul panutan umat, sehingga
beliau dan umatnya terlepas dari bencana.
Akhirnya, sebelum mengakhiri fatwa saya,
mari kita bersama-sama bersemboyan.
SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR, SELAMA BUMI
MASIH
DIHUNI MANUSIA, SELAMA ITU PULA SH TERATE,
TETAP JAYA,
KEKAL ABADI, SELAMA-LAMANYA.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketua Umum
SH Terate Pusat Madiun
H. TARMADJI BOEDI HARSONO,S.E