Tuesday, March 11, 2014

H. TARMADJI BOEDI HARSONO,S.E

Fatwa Ketua Umum SH Terate

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Adik-adik Siswa, Calon Warga Baru dan Warga SH Terate yang saya cintai
Saudara Ketua Cabang SH Terate di seluruh pelosok tanah air dan saudara-saudaraku Keluarga Besar SH Terate yang saya sayangi.
Puji syukur, mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, malam hari ini Allah masih menganugerahkan hidayah berupa iman dan jalinan kasih sayang di dalam jiwa kita. Dengan hidayah itu pula, malam ini kita bisa berkumpul di sini dalam rangka menyambut kehadiran tahun baru 1423 hijriyah, penuh nuansa persaudaraan. Di dalam Keluarga Besar Setia Hati Terate, acara ini merupakan tradisi tahunan yang disebut sebagai Malam Tirakatan 1 Suro.
Acara ini sekaligus juga kami format sebagai acara Ulang Tahun SH Terate, sebagaimana kesepakatan yang telah kita ikrarkan bersama, bahwa 1 Suro adalah Hari Kelahiran SH Terate. Tujuannya, setiap Ulang Tahun SH Terate, selalu ditirakati dan didoakan tidak saja oleh Keluarga Besar SH Terate, tapi juga oleh seluruh penduduk di muka bumi ini.
Ucapan terimakasih selayaknya kita haturkan kepada perintis, pendiri dan tokoh SH Terate yang dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang telah mendidik kita mengenal ajaran budi luhur, tahu benar dan salah, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana tujuan SH Terate. Untuk menghargai jasa mereka, sudah sepatutnya, malam hari ini kita berdoa, semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat yang mulia, di sisi Allah.Amin.
Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang saya cintai.
Mamasuki tahun baru 1433 Hijriah, bertepatan dengan tahun 2012 Masehi, tanpa terasa usia kita semakin bertambah.Konsekuensi dari bertambahnya usia kita itu, maka kesempatan atau peluang hidup kita di muka bumi ini semakin berkurang. Menyadari kian terbatasnya ruang dan waktu kita untuk hidup di muka bumi ini, saya sebagai Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, menghimbau, jadikan malam 1 Suro atau 1 Muharam ini sebagai malam evaluasi diri, malam tirakatan atau mesu budi dalam pranatan kesucian batin.
Sebab, hanya dengan kesucian batin itu, kita bisa lebih intens mendekat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan kesucian batin itu pula, yakinlah, Allah akan senantiasa menjaga diri kita dan memayungi kehidpan kita dengan hidayah, rakhmat, keselamatan, kedamaian dan kesentosaan. (Sapa sing suci adoh bebaya pati)




Sebaik baik kehidupan manusia di muka bumi ini adalah manusia yang mengerti dan bermanfaat bagi kehidupan sesama (ngerti dharmaning sasami). Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bertambah umur, justru semakin dibutuhkan dan diperhitungkan orang lain. Menuju tataran itu, di malam yang penuh berkah ini, mari kita bersama sama meningkatkan kualitas batiniyah. Kembali ke jati diri SH Terate. Yakni, sebagai manusia yang cinta paseduluran (persaudaraan), berbudi luhur tahu benar dan salah, berwatak kesatria, sederhana dan setiap saat siap ambil peranan dalam proses mamayu hayuning bawana (menjaga kelestarian dan kedamaian kehidupan di muka bumi).
Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang saya cintai
Parlu disadari, kini tugas kita dalam mengemban amanat budi luhur bukannya semakin ringan. Tantangan yang berasal dari dalam maupun luar SH Terate terpampang di depan mata. Gesekan antar kepentingan dan pergeseran nilai di tengah ketatnya persaingan global, menjadi pemicu timbulnya ketidakharmonisan.
Mencermati kondisi semacam ini, sangat dibutuhkan kesadaran dan kedisiplinan tinggi untuk bersama-sama menjaga harkat dan martabat SH Terate. Karena itu, dilandasi rasa persaudaran, saya minta saudara lebih arif dalam menyikapi persoalan yang muncul ke permukaan. Buang jauh-jauh sikap arogansi dari dalam diri kita, dan dengan hati yang suci, renungkan dan amalkan ajaran budi luhur di tengah tengah lingkungan dan masyarakat luas.




Persaudaraan yang selama ini kita agung-agungkan adalah persaudaraan sejati. Persaudaraan yang berangkat dari kesucian hati untuk saling sayang – menyayangi, saling cinta mencintai dan bertanggung jawab. Memegang teguh konsepsi ini, sudah sepatutnya kita kedepankan sikap santun, mengedepankan kepentingan masyarakat dan mudah memaafkan kesalahan orang lain (gung samodra pangaksami). Dengan mengedepankan keluhuran budi semacam itu pula, citra dan martabat SH Terate tetap terjaga dan di manapun tempatnya, akan diterima masyarakat.
Satu jalinan rasa yang didasari rasa asah, asih asuh (saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan bertanggung jawab). Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat, Persaudaraan yang terbebas dari perbedaan suku, ras, agama dan antargolongan.





Saudaraku, Keluarga Besar SH Terate yang saya banggakan
SH Terate dulu didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Beliau adalah salah seorang pejuang perintis Kemerdekaan RI. Dari waktu ke waktu, hidupnya selalu diperuntukkan membantu kaum yang lemah dan terjajah. Bahkan, beliau rela berkorban memperjuangkan harkat dan martabat negeri tercinta ini. Beliau pantang menyerah dalam membela kebenaran meskipun harus ditebus hidup di penjara Pemerintah Kolonial Belanda, bertahun-tahun lamanya.
Perjalanan hidup beliau itu, merupakan pelajaran berharga yang patut kita teladani. Ajaran yang diwariskan kepada kita adalah moralitas dan jiwa pendekar. Yakni, seorang ksatria yang berbudi luhur.
Saya tegaskan sekali lagi, buang jauh-jauh sikap arogansi, sombong dan suka pamer kadigdayan di depan orang lain. Sebab sikap itu, bukanlah sikap seorang pendekar berjiwa ksatria. Sikap negatif seperti itu justru akan menurunkan citra perjuangan beliau dan menodai harkat dan martabat SH Terate.
Bersikaplah penuh kesederhanaan dan terus berkarya untuk kebaikan sesama, hingga keberadaan SH Terate, kapan dan di manapun, membuat masyarakat tentram dan terlindungi. (Ojo sok gawe ala ing liyan, apa alane gawe seneng ing lilyan).
Saya dalam kesempatan ini juga perlu mengingatkan kepada saudara saudaraku, Keluarga Besar SH Terate, bahwa segala bentuk tantangan dan rintangan itu pada hakikatnya bukan berada di luar diri kita. Tapi ada di dalam diri kita sendiri. Sebab, musuh terbesar umat manusia adalah dirinya sendiri. Hawa nafsunya sendiri. Dalam priambole SH Terate dikatakan “…dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya bulanlah insan, makhluk atau kekuatan yang di luar dirinya.”
Terakhir, Alhamdulillah, malam ini sampailah kita di awal tahun 1434 H. Tahun yang dimulai dengan bulan Muharram atau bulan Suro. Bulan penuh rakhmat, tantangan, barokah sekaligus mukzizat. Juga, bulan penuh kemenangan yang diberikan Tuhan kepada nabi panutan umat manusia.
Sejarah mencatat, nabi-nabi besar panutan umat terlepas dari ‘bala” atau bencana yang bersumber atas tragedi kemanusiaan, di bulan Muharram atau bulan Suro. Merevitalisasi momen ini, saya menghimbau kepada Ketua Cabang SH Terate di seluruh tanah air agar tidak menggelar acara pengesahan warga baru tapat pada tanggal 1 Suro ( Muharam) dan 10 Suro. Ibaratnya, tanggal 1 sampai dengan 9 Suro kita jadikan hari-hari dan malam-malam mesu budi, diisi dengan laku tirakat. Sedangkan pada malam 10 Suro, kita ambil sebagai malam tasyakuran. Sebab, di malam 10 Suro, atau 10 Muharram, Allah telah menurunkan mukjizat kepada nabi dan rasul panutan umat, sehingga beliau dan umatnya terlepas dari bencana.

Akhirnya, sebelum mengakhiri fatwa saya, mari kita bersama-sama bersemboyan.
SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR, SELAMA BUMI MASIH
DIHUNI MANUSIA, SELAMA ITU PULA SH TERATE, TETAP JAYA,
KEKAL ABADI, SELAMA-LAMANYA.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ketua Umum
SH Terate Pusat Madiun

H. TARMADJI BOEDI HARSONO,S.E